Jumat, 24 Desember 2010

Rabu, 15 Desember 2010

SOSIALISASI THERAPEUTIC FEEDING CENTER (TFC)



Kegiatan ini di laksanakan tgl 13 -15 Desember 2010 di Palangka Raya (Htl Batu Suli  Internasional) diikuti oleh 8 Kabupaten proyek DHS-2 diantaranya Kabupaten Kapuas, peserta dari lintas program dan lintas sektor : Dinkes, Pemda (Kesra), Bappeda, RSU, PKK, dan Puskesmas tempat TFC (Pusat Pemulihan Gizi) dalam hal ini Puskesmas Mantangai.

Sekilas Mengenai TFC/PPG :

Latar Belakang
• Gizi buruk terjadi karena asupan makanan kualitas & kuantitas tidak mencukupi .
• Penyebab kematian balita karena ISPA, diare, campak, malaria, perinatal dan penyakit lainnya, 54% disertai dengan gizi kurang. (WHO, 2002)
• Prevalensi gizi kurang & buruk pada balita (BB/PB atau BB/TB  sebesar 13,6%.  (Riskesdas, 2007 ) dan  13,1% (2010)
• Penanganan kasus gizi buruk perlu dilakukan secara cepat dan tepat à menurunkan angka kematian & mencegah komplikasi lebih lanjut serta menunjang perbaikan tumbuh kembang anak di masa mendatang.
• Pusat Pemulihan Gizi (PPG) berfungsi sebagai tempat perawatan & pengobatan anak gizi buruk secara intensif di suatu tempat/ ruangan khusus, dimana ibu/ keluarga ikut aktif terlibat dalam perawatan anak gizi buruk.
• PPG dapat dikembangkan dengan kegiatan pelayanan gizi lainnya yang tidak terbatas pada pelayanan anak gizi buruk.
• Penyelenggaraan PPG dapat memanfaatkan fasilitas bangunan yang sudah ada di puskesmas perawatan/ rumah sakit atau membuat bangunan khusus/ baru.

Tujuan Umum
Meningkatkan pelayanan anak gizi buruk melalui pengembangan PPG dalam rangka menurunkan angka kematian anak gizi buruk.

Sasaran PPG
• Anak  Gizi Buruk yang masih dapat ditangani di PPG
• Keluarga yang merawat anak gizi buruk

STANDART PELAYANAN PPG/TFC
Syarat Pembentukan
Bila dalam satu wilayah kecamatan memenuhi kriteria:
- Global Acute Malnutrition (GAM) atau Prevalensi gizi kurang akut > 20%
- GAM/ Prevalensi gizi kurang akut antara 10-19,9% dengan faktor penyulit seperti adanya bencana baik alam maupun non alam.


(sumber: Proyek Sphere, Piagam Kemanusiaan dan Standar Minimum dalam Respons      Bencana, 2004).

Lokasi
• Puskesmas perawatan
• Bila berupa bangunan di luar Puskesmas atau bangunan baru, lokasinya harus berdekatan dengan Puskesmas.

Ketenagaan dan Waktu Kerja
Tenaga (merawat 10-20 anak)
• Dokter   : 1 orang
• Perawat     : 4 orang
• Ahli Gizi/ Nutrisionis : 1 orang
• Juru Masak   : 1 orang
• Tenaga kebersihan dibantu oleh ibu /anggota keluarga anak gibur

Waktu kerja
Sebaiknya 2-3 shift

Fasilitas
• Ruang perawatan Terpisah dari ruang perawatan lainnya
• Ventilasi & pencahayaan cukup
• Tanpa AC dan kipas angin
• Tempat tidur dijauhkan dari jendela atau pintu masuk.
• Luas ruangan ditentukan berdasarkan jumlah tempat tidur.
(10 tempat tidur  diperlukan luas ruangan 10 m x 6 m

Peralatan
• Peralatan medis dan obat-obatan
• Peralatan laboratorium sederhana
• Antropometri
• Media KIE
• Alat Permainan Edukasi (APE).
• Peralatan dapur & peralatan pembuatan formula
• Peralatan kebersihan
• Peralatan mandi dan cuci

Kegiatan
1. Konfirmasi ulang gizi buruk
2. Penerapan Tatalaksana Anak Gizi Buruk.

Langkah-langkah Penyelenggaraan PPG/TFC
A. Persiapan :
Advokasi dan sosialisasi
Untuk mendapat dukungan Pemerintah Daerah, dana, fasilitas, SDM, SOP dan kerjasama LP/LS
B. Penjaringan, dapat dilakukan di :
Posyandu, Puskesmas, PSG, PWS-Gizi
C. Pelaksanaan :
Tatalaksana Anak Gizi Buruk dalam pelayanan oleh tenaga yang sudah terlatih


By : M. Hayat, SKM

Sabtu, 11 Desember 2010

TABURIA (MULTIVITAMIN & MINERAL BALITA)

 APA ITU TABURIA
Taburia adalah tambahan multivitamin dan mineral untuk memenuhi kebutuhan gizi dan tumbuh kembang balita umur 6 – 59 bulan.

MENGAPA BALITA PERLU TABURIA
1. Salah satu cara mengatasi maslah anemia gizi besi pada balita selain sirup besi
2. Makanan yang disantap balita cenderung kurang mengandung Zat Besi dan zat gizi lainnya
3. Membantu balita mendapatkan zat gizi mikro yang penting (vitamin dan mineral).

AKIBAT KURANG DARAH...
1. Terhambatnya pertumbuhan balita
2. Terhambatnya perkembangan motorik atau gerak balita (lesu, tidak ceria)
3. Mengurangi kecerdasan atau daya tangkap otak balta
4. Menurunkan daya tahan, balita mudah sakit.

MANFAAT TABURIA
1. Membantu balita tumbuh dan berkembang secara optimal (vitamin A, B, D, Seng, Yodium dan Zat Besi)
2. Meningkatkan daya tahan tubuh balita (vitamin A, B, C dan Zat Besi)
3. Meningkatkan nafsu makan balita (nitamin B dan Seng)
4. Mencegah anemia akibat kekurangan Zat Besi pada balita
5. Mencegah kekurangan zat gizi.

KEUNGGULAN TABURIA
1. Tidak mengubah kebiasaan makan balita sehari-hari
2. Tidak mengubah rasa, aroma ataupun bentuk makanan balita
3. Praktis
4. Memenuhi kebutuhan gizi balita akan 14 vitamin dan mineral penting sehari-hari.

PETUNJUK PENGGUNAAN
1. Tambahkan satu bungkus Taburia satu kali sehari pada makanan padat balita siap santap (nasi, lauk pauk, bubur, biskuit, buah dan lain-lain.
2. Diberikan pada makan pagi
3. Tidak boleh dicampurkan dengan makanan yang berair seperti minuman susu, teh, air karena akan menggumpal dan tidak larut.
4. Tidak boleh dicampur pada makanan yang panas karena beberapa zat gizi akan rusak.

AMAN, HALAL DAN TOYIB
1. Aman, tidak menimbulkan kecanduan, mengandung 16 vitamin dan mineral penting
2. Zat Besi yang ada di Taburia sudah dikemas dengan lemak tidak jenuh (dari bahan kedelai) dan tidak menyebabkan perubahan rasa
3. Halal, tidak mengandung alkohol dan unsur babi.

CARA PENYIMPANAN
1. Selalu simpan dalam boks Taburia
2. Simpan di tempat kering dan tidak lembab
3. Amankan dari serangga, tikus, kecoa dll.
4. Jauhkan dari jangkauan anak-anak.
(Sumber : leafleat Kementerian Kesehatan RI. Dirjen Bina Gizi kesehatan 2010).

disalin oleh M.Hayat, SKM