Sabtu, 28 Januari 2012

GERAKAN GIZI SERIBU HARI MENUJU INDONESIA PRIMA




(Memaknai  pesan yang terkandung  dalam tema  hari Gizi Nasional 2012 “ Gerakan Gizi 1000 Hari Menuju Indonesia Prima”)

Pada kegiatan peringatan Hari Gizi Nasional 2012 yakni seminar Sehari yang dilaksanakan oleh Jurusan Gizi Poltekkes Banjarmasin yang bekerjasama dengan DPD PERSAGI Kalimantan Selatan di Aula RSU Ulin Banjarmasin, dimana peserta terdiri dari Ahli gizi baik Alumni Poltekkes Banjarmasin maupun Alumni Poltekkes Malang, Mahasiswa serta dari profesi tenaga kesehatan lain.

Dalam kesempatan ini dosen Poltekkes Malang berkenan hadir dimana kebetulan sekalian melaksanakan kegiatan Silaturahmi antar sesama poltekkes jurusan gizi (studi banding). Kami DPC Persagi Kabupaten Kapuas Provinsi Kalimantan Tengah, turut diundang sekaligus mengikuti seminar tersebut.

Salah satu pemateri seminar tersebut Ibu Endang Widajati, SST, M.Kes menyampaikan paparan mengenai Gizi dan Tumbuh Kembang :

disampaikan oleh beliau bahwa Perkembangan otak anak seharusnya sejak dalam kandungan harus diberi stimulasi agar si janin ini terbiasa dengan rangsangan itu sehingga sinaps ini akan menjadi kuat. Stimulasi yang dilakukan harus sesuai dengan tahapan usia dan dibarengi dengan suasana bahagia atau gembira. Para ibu khususnya harus dapat menjaga buah hatinya baik yang masih di dalam kandungan maupun dalam tahap perkembangan menuju dewasa.
Setelah bayi lahir, maka usia yang paling penting dalam pertumbuhan otak adalah 0-2 tahun. Periode tersebut penting karena masa ini adalah periode emas. Dalam periode inilah terjadi perkembangan saraf otak yang tercepat, khususnya mielinisasi.
- Pada usia 6 bulan, perkembangan otak anak mencapai 50%.
- Pada umur 2 tahun melonjak hingga 75%.
- Pada umur 3 tahun mencapai 80%
- Pada umur 6 tahun perkembangan otak mencapai 85%.
- Pada umur 10 mencapai 90%.

Faktor genetik hanya memiliki andil 30-40% dalam menentukan perkembangan otak dan tingkat kecerdasan anak. Selebihnya, yang berperan adalah faktor lingkungan, antara lain pemenuhan kebutuhan berbagai zat gizi yang diperlukan untuk menunjang proses perkembangan otak anak.

Oleh karena itu, bila orangtua tidak atau terlambat mencukupi gizi anak sejak dalam kandungan hingga usia dua tahun, makan anak bisa lebih pendek ketimbang teman-temannya. Tak hanya tinggi badan, periode ini merupakan masa kritis bagi komponen otak yang bertanggung jawab terhadap kecerdasan anak, yang hanya terjadi sekali seumur hidup dan tak akan terulang.

Apa yang dimaksud dengan Gerakan Gizi 1000 hari ?
Maksud dari 1000 hari pada tema tersebut di atas ialah 1000 hari pertama kehidupan anak. Dihitung mulai dari anak masih dalam kandungan (9 bulan 10 hari = 280 hari) dan sampai anak tersebut berusia 2 tahun (720 hari), dengan catatan 1 bulan=30 hari.
Jika 1000 hari tersebut dibagi berdasarkan tahapan kehidupan anak, maka ada 5 titik kritis yang harus diperhatikan pada seorang anak ialah :
  • Masih dalam kandungan   = 280 hari
  • Umur 0-6 bulan                = 180 hari
  • Umur 6-8 bulan                =   60 hari
  • Umur 8-12 bulan              = 120 hari
  • Umur 12-24 bulan            = 360 hari
Berdasarkan uraian tersebut, maka diharapkan semua penggiat gizi memfokuskan program mereka pada ke-5 titik kritis tersebut untuk mencapai tujuan yaitu Indonesia Prima
Jika penggiat gizi melakukan intervensi setelah anak berumur 2 tahun, maka intervensi tersebut sangat tidak efektif, karena kondisi anak mulai memburuk jauh sebelum anak berusia 2 tahun dan bersifat irreversible. Bukan berarti anak umur 2 tahun ke atas tidak butuh perhatian, akan tetapi konsep ini berbicara tentang skala prioritas. Beberapa ahli mengatakan bahwa periode umur anak dibawah 2 tahun dikenal dengan “periode emas” atau “Window of Opportunity”.
Jadi, untuk medapatkan generasi yang sehat dan kuat dan mewujudkan Indonesia prima, maka skala prioritas program ialah mulai anak masih dalam kandungan sampai ia berumur 2 tahun.

Apa yang harus dilakukan?
Berdasarkan uraian sebelumnya, jika pada rentang usia tersebut anak mendapatkan asupan gizi yang optimal maka penurunan status gizi anak bisa dicegah sejak awal.
Ada beberapa hal yang bisa penggiat gizi lakukan, antara lain adalah :
1. Periode dalam kandungan (280 hari)
  • Pastikan ibu memiliki status gizi baik sebelum dan selama hamil, tidak mengalami kurang energi kronik (KEK) dan anemia
  • Selama hamil ibu mengonsumsi makanan bergizi sesuai kebutuhan, porsi kecil tapi sering jau lebih baik serta memperbanyak konsumsi sayur dan buah
  • Suplemen tablet besi (Fe), asam folat, vitamin C sangat dibutuhkan untuk menjaga ibu dari kemungkinan mengalami anemia
  • Ibu harus memeriksakan kehamilan secara rutin
  • Memasuki kehamilan trimester ke-3, sebaiknya ibu dan suami sudah mendapatkan informasi tentang menyusui, seperti manfaat menyusui, posisi dan teknik menyusui yang tepat, cara menangani masalah-masalah yang muncul saat menyusui (seperti puting lecet, ASI tidak keluar dll)
2. Periode 0-6 bulan (180 hari)
  • Semua anak yang lahir harus mendapatkan Inisiasi Menyusui Dini
  • Pemberian ASI Eksklusif
  • Membantu ibu mengatasi masalah-masalah yang timbul selama menyusui dengan menyediakan Hotline atau nomor telepon yang bisa dihubungi 24 jam oleh ibu jika ia mengalami masalah dan membutuhkan bantuan.
  • Beri dukungan ke ibu untuk memberikan ASI Eksklusif
  • Memantau pertumbuhan secara teratur
3. Periode 6-24 bulan (540 hari)
  • Pastikan ibu mengetahui jenis dan bentuk (konsistensi) makanan serta frekuensi pemberian makanan yang tepat diberikan pada periode ini
  • Ajarkan ke ibu transisi pemberian makan mulai dari makanan cair atau lumat (6-8 bulan), lembek dan lunak/semi padat (8-12 bulan) dan padat (12-24 bulan)
  • Dukung ibu untuk terus memberikan ASI sampai periode ini
  • Ajarkan ibu untuk mengolah dan memilih makanan yang murah dan bernilai gizi tinggi
  • Memantau pertumbuhan dan memeriksakan kesehatan anak secara teratur