A. Derajat Kesehatan
A.1 Angka Kematian Kasar ( Crude Death Rate )
Peristiwa kematian pada dasarnya merupakan proses akumulasi akhir dari berbagai penyebab kematian, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum kejadian kematian pada manusia berhubungan erat dengan permasalahan kesehatan sebagai akibat dari gangguan penyakit atau akibat dari proses interaksi berbagai faktor yang secara sendiri-sendiri atau bersama-sama mengakibatkan kematian dalam masyarakat. Angka kematian ini dipergunakan untuk dapat memberikan gambaran derajat kesehatan atau dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan bidang kesehatan, namun demikian tingginya angka kematian bukan berarti kurang berhasilnya pelayanan kesehatan atau pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan.
Pada tahun 2005, Perkiraan angka kematian kasar (CDR) di Kabupaten Kapuas ada sebanyak 533 orang atau sebesar 1,04 per 1.000 penduduk. Keadaan ini dibandingan dengan tahun terakhir (2004) menunjukan peningkatan jumlah kematian sebanyak 58 jiwa atau sebesar 10,88%, selengkapnya dapat dilihat pada grafik 6 di bawah ini.
Sumber data : Laporan Bulanan Kematian Puskesmas (LB-5)-2004-2005
A.1.1 Jumlah Kematian Ibu
Kematian ibu adalah kematian yang terjadi pada ibu hamil, ibu bersalin dan nifas (sampai dengan 42 hari setelah persalinan), sebagai akibat dari kelainan yang berkaitan dengan kehamilan atau penyakit lain yang diperburuk oleh kehamilan dan bukan karena kecelakaan atau penyebab insidental yang berhubungan dengan kehamilannya (Departemen Kesehatan RI, 1999).
Angka kematian ibu mencerminkan resiko yang dihadapi ibu-ibu selama kehamilan dan melahirkan yang dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi dan keadaan kesehatan yang kurang baik menjelang kehamilan dan kejadian berbagai komplikasi pada kehamilan dan kelahiran serta tersedianya dan penggunaan fasilitas kesehatan.
Di Kabupaten Kapuas tahun 2005, berdasarkan data yang ada perkiraan jumlah kematian ibu sebanyak 5 orang atau sebesar 0,93% dari jumlah kematian. Bila dibandingkan dengan angka kematian ibu pada tahun terakhir (2004), jumlah kematian ibu menunjukan penurunan sebanyak 7 orang atau sebesar 58,33%.
Sumber data : Laporan Bulanan Kematian Puskesmas (LB-5)-PWS KIA-RSUD Kapuas, Tahun 2004-2005
A.1.2 Jumlah Kematian Bayi
Angka kematian bayi (IMR) ini digunakan untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan faktor penyebab kematian bayi seperti tingkat pelayanan antenatal, status gizi ibu hamil dan tingkat keberhasilan program KIA serta kondisi lingkungan dan sosial ekonomi (Departemen Kesehatan RI, 1992). Namun untuk di tingkat Kabupaten IMR tidak perlu dihitung, namun cukup jumlah kematiannya saja.
Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Kapuas tahun 2005 sebanyak 40 kasus atau sebesar 0,01% dari jumlah kematian, namun tahun 2005 terjadi peningkatan jumlah kematian bayi sebanyak 10 jiwa atau sebesar 33,33% dari jumlah tahun lalu.
Sumber data : Laporan Bulanan Kematian Puskesmas (LB-5)-PWS KIA, Tahun 2004-2005
A.1.3 Jumlah Kematian Anak Balita
Angka kematian anak balita (CMR) digunakan untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan anak balita, mengetahui tingkat pelayanan kesehatan ibu dan anak dan posyandu, untuk mengetahui tingkat keberhasilan program KIA / posyandu serta untuk menilai kondisi sanitasi lingkungan. Namun untuk di tingkat Kabupaten IMR tidak perlu dihitung, namun cukup jumlah kematiannya saja.
Angka kematian anak balita di Kabupaten Kapuas selama 3 tahun terakhir masih di bawah rata-rata angka kematian anak balita secara nasional yaitu sebesar 58 per 1.000 anak balita. Angka kematian anak balita di Kabupaten Kapuas selama tiga tahun terakhir masih berfluktuasi dan angka kematian anak balita tebesar terjadi pada tahun 2003 yaitu mencapai sebesar 1 per 1.000 anak balita dan pada tahun 2004 terjadi penurunan angka kematian anak balita menjadi sebesar 0,57 per 1.000 anak balita, seperti pada grafik 9 di bawah ini.
Sumber data : Laporan Bulanan Kematian Puskesmas (LB-5)-PWS KIA, Tahun 2004-2005
A.1.4 Angka Kematian Neto (NDR) dan Angka Kematian Umum (GDR)
Angka Kematian Neto (NDR) adalah jumlah kematian pasien di rumah sakit yang meninggal kurang dari 48 jam pada suatu waktu tertentu. Angka ini dapat digunakan untuk melihat atau mengetahui mutu pelayanan atau perawatan atau pelayanan pada Instalasi Gawat Darurat (IGD) rumah sakit. Semakin rendah NDR suatu rumah sakit, berarti bahwa mutu pelayanan / perawatan tersebut semakin baik.
Sedangkan angka kematian umum (GDR) adalah jumlah seluruh kematian pasien di rumah sakit dalam satu periode tertentu. Angka kematian umum (GDR) ini dapat digunakan untuk mengetahui mutu pelayanan / perawatan di suatu rumah sakit. Semakin rendah GDR, berarti menunjukan rumah sakit tersebut mutu pelayanannya semakin baik dan akan sangat bias apabila angka kematian netonya tinggi pada periode waktu yang sama.
Di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo selama 3 tahun terakhir angka kematian neto (NDR) cenderung terus meningkat, namun pada periode 2004 sampai dengan 2005 menunjukan penurunan sebesar 26,43% jumlah kematian <>
Sedangkan angka kematian umum (GDR) di RSUD. Dr. H. Soemarno Sosroatmodjo juga memperlihatkan peningkatan angka kematian umum (GDR) selama periode 2002 sampai dengan 2004. Namun pada tahun 2005 angka kematian umum (GDR) sebesar 42 per 1.000 pasien yang keluar atau penurunan sebesar 22,14% jumlah kematian dari jumlah tahun sebelumnya yang hanya mencapai 30 per 1.000 pasien keluar, seperti pada gambar 10 di bawah ini.
Sumber data : SP2RS RSUD. Dr. H. Soemarno Soessroatmodjo-2002-2005
Sumber data : SP2RS RSUD. Dr. H. Soemarno Soessroatmodjo-2004-2005
Tidak ada komentar:
Posting Komentar